Sabtu, 17 Maret 2012

Dampak negatif Handphone


radiasi Telepon Genggam Merusak Struktur DNA!
Jakarta, Kamis
Sejauh ini berbagai penyebab timbulnya kerusakan DNA manusia telah diidentifikasi.
Antara lain paparan ultra violet, kesalahan enzim mengambil basa, bahan kimia tertentu, radiasi ionisasi, dan yang terbaru: radiasi telepon genggam!
Temuan teranyar menunjukkan, gelombang radio yang dipancarkan telepon genggam merusak struktur DNA, namun dengan catatan, hal itu terjadi dalam kondisi di laboratorium.
Sayangnya, penelitian yang dilakukan selama 4 tahun oleh 12 lembaga riset dari 7 negara di Eropa itu belum sempurna betul. Para peneliti belum berani menarik kesimpulan secara tegas bahwa telepon genggam berbahaya bagi kesehatan.
Mereka menyatakan dibutuhkan penelitian lanjutan 4 – 5 tahun lagi untuk memastikan pengaruh radiasi telepon genggam terhadap kerusakan struktur DNA manusia dan hewan di luar laboratorium.
Sesungguhnya temuan itu bukan hal baru. Awal tahun 1996, penelitian yang dilakukan di University of Washington, Seattle, menemukan EMR dalam bentuk energi gelombang mikro rendah (seperti yang dihasilkan ponsel) terbukti dapat merusak DNA.
Kala itu, penemuan tersebut diragukan sejumlah ahli di bidang industri, termasuk Ketua EMC Bioeffect Review Committee Group untuk GSM MoU, Dr. John Causebrook. Direktur Strategic Issues pada perusahaan Motorola juga ikut menegaskan, belum ada bukti ilmiah tentang EMR sebagai penyebab penyakit.
Sama seperti sebelumnya, kali ini, pihak industri telepon genggam yang perputaran uangnya mencapai 100 bilyun dolar per tahun juga menolak hasil penelitian tersebut. Mereka mengatakan sama sekali tidak ada bukti meyakinkan perihal kerusakan DNA akibat radiasi elektromagnetik.
Sekitar 60 juta telepon genggam bakal dipasarkan tahun ini dan tercatat 1,5 bilyun orang di seluruh dunia menggunakan telepon genggam.  
Proyek penelitian yang dikoordinir kelompok riset Jerman “Verum”, mencoba mempelajari efek radiasi telepon genggam terhadap sel-sel tubuh manusia dan binatang di laboratorium.
Setelah terpapar gelombang elektromagnetik seperti yang dipancarkan telepon genggam, sel-sel tubuh menunjukkan adanya kerusakan yang cukup signifikan. Mutasi sel-sel ini bahkan bisa menyebabkan kanker.
Pancaran radiasi yang digunakan dalam penelitian ini berada pada level 0,3 – 2 Watt/kilogram. Sementara kebanyakan telepon genggam memancarkan sinyal radio atau SAR (Specific Absorption Rate) antara 0,5 – 1 Watt/kilogram.
SAR adalah ukuran rata-rata penyerapan energi radio dalam jaringan tubuh manusia. Batas maksimal SAR yang direkomendasikan the International Comission of Non-Ionizing Radiation Protection adalah 2 Watt/kilogram.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dampak gelombang elektromagnetik tegangan tinggi atau ponsel tidak berbahaya asal pancarannya kecil. Tapi seberapa ukuran pancaran kecil itu, tidak cukup jelas diterangkan. Sama tak jelasnya untuk mengukur pancaran sekecil apa yang aman dan penggunaan berapa lama yang tidak aman.
Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan menganjurkan penggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya, kalau di sekitar Anda tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free kapan saja memungkinkan.
“Kami tidak ingin membuat Anda panik, tetapi sebaiknya Anda melakukan tindakan pencegahan,” ujar Adlkofer.
Sejumlah penelitian yang dilakuan sebelumnya menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah.
Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia merespon hasil-hasil penelitian tersebut. Boleh saja para ahli mengingatkan bahayanya gelombang elektromagnetik, namun hampir selalu ditanggapi produsen dengan statement, “Aman-aman saja.”
Sebaliknya, dalam pernyataan terpisah di Hongkong –dimana orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berbicara melalui telepon genggam dibanding negara mana pun di dunia– perusahaan Jerman G-Hanz malah memperkenalkan telepon genggam model baru yang katanya tidak memancarkan radiasi berbahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar