Kamis, 15 Maret 2012

sejarah singkat bapak kedokteran dari islam "IBNU SINA"


Ibnu Sina Bapak Kedokteran Dari Islam

Kenapa Ibnu Sina dikatakan sebagai bapakedokteran islam? karena ibnu sina mengobati banyak penguasa. dan karena ibnu sina menghasilkan banyak karya tentang pengobatan islam.
Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 M. Pengajian peringkat awalnya bermula di Bukhara dalam bidang bahasa dan sastera. Selain itu, beliau turut mempelajari ilmu-ilmu lain seperti geometri, logik, matematik, sains, fiqh, dan perubatan.
Walaupun Ibnu Sina menguasai pelbagai ilmu pengetahuan termasuk falsafah tetapi beliau lebih menonjol dalam bidang perubatan sama ada sebagai seorang doktor ataupun mahaguru ilmu tersebut.
Ibnu Sina mula menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diubati oleh doktor yang lain. Kehebatan dan kepakaran dalam bidang perubatan tiada tolok bandingnya sehingga beliau diberikan gelaran al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).

Sejarah Singkat Ibnu Sina

ibnu sinaIbnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina
 bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina mendapat bimbingan mengenai ilmu logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry , Eucliddan . ada cerita bahwa Ibnu Sina telah membaca empat puluh kali buku Metaphisica Aristoteles tetapi belum ju ga dapat memahaminya.  buku yang dikarang Ibnu Sina menjadi buku rujukan utama dunia.
Sama dengan Al-Farabi, Ibn Sina juga mengajarkan emanasi. Bedanya, Ibnu Sina berpendapat bahwa Akal Pertama mempunyai dua sifat:
  1. sifat wajib wujudnya, sebagai pancaran dari Allah (necessary by virtue of the Necessary Being).
  2. dan sifat mungkin wujudnya jika ditinjau dari hakikat dirinya (possible in essence).
Dengan demikian dia mempunyai tiga objek pemikiran: Tuhan, dirinya sebagai wajib wujudnya dan dirinya sebagai mungkin wujudnya. Dari pemikiran tentang Tuhan timbul akal-akal, dari pemikiran tentang dirinya sebagai wajib wujudnya timbul jiwa-jiwa dan dari pemikiran tentang dirinya sebagai mungkin wujudnya timbul langit-langit. Dari sini, Ibn Sina mengembangkan ajaran tentang jiwa yang baginya ada tiga bagian: jiwa tumbuh-tumbuhan (al-nafs al-nabatiyah), jiwa binatang (al-nafs al-hayawaniyah), dan jiwa manusia (al-nafs al-nathiqah). Jiwa manusia mempunyai dua daya:
  1. Praktis (al-`amilah, practical) yang hubungannya dengan badan.
  2. Teoretis (al-`alimah atau al-nazhariahtheoretical) yang hubungannya dengan hal-hal abstrak. Daya ini mempunyai tingkatan:
    1. Akal materiil (al-`aql al-hayulanimaterial intellect) yang semata-mata mempunyai potensi berfikir dan belum dilatih.
    2. Intellectus in habitu (al- aql bi al-malakah) yang telah dilatih berfikir tentang hal-hal abstrak.
    3. Akal Mustafad (al-`aql al-mustafadacquired intellect) yaitu akal telah terlatih dan mengetahui hal-hal abstrak. Akal seperti inilah yang dilimpahi ilmu oleh Akal Aktif (al-`aql al-fa`al)
Bagi Ibn Sina, akal mempunyai empat tingkat dan yang terendah di antaranya adalah al-`aql al-hayulani(akal materiil). Adakalanya Tuhan menganugerahkan kepada manusia akal materiil yang besar lagi kuat yang oleh Ibn Sina diberi nama al-hads yaitu intuisi. Daya yang ada pada akal materiil seperti ini begitu besarnya, sehingga tanpa latihan, dengan mudah dapat berhubungan dengan Akal Aktif dan dengan mudah dapat menerima cahaya atau wahyu dari Tuhan. Akal seperti ini mempunyai daya suci (quwwah qudsiyyah). Inilah akal tertinggi yang dapat diperoleh manusia, dan terdapat hanya pada nabi-nabi.
Untuk membuktikan adanya Tuhan dengan logika, Ibn Sina memakai konsep wujud dan esensi. Bagi Ibn Sina, wujud lebih penting daripada esensi karena wujudlah yang membuat tiap esensi yang dalam akal mempunyai kenyataan di luar akal. Hingga ada yang mengatakan bahwa Ibn Sina adalah pertama kali memunculkan falsafah wujudiyah atau eksistensialisme. Esensi dan wujud dapat dikombinasikan sebagai berikut.
  1. Esensi yang tidak dapat mempunyai wujud, mumtani`. Sesuatu yang mustahil wujud. Misalnya segala sesuatu yang selain yang ada sekarang ini.
  2. Esensi yang boleh mempunyai wujud dan boleh pula tidak mempunyai wujud (mumkin al-wujud,contingent being). Seumpama alam ini.
  3. Esensi yang tidak boleh tidak mesti mempunyai wujud (wajib al-wujub). Di sini esensi tidak bisa dipisahkan dari wujud; esensi dan wujud adalah sama dan satu. Di sini esensi tidak dimulai oleh tidak berwujud dan kemudian berwujud, tetapi esensi mesti dan wajib mempunyai wujud selama-lamanya. Inilah Tuhan.

Itulah sekelumit tentang Ibnu Sina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar